Search In Rshad's Blog

Rabu, 19 Mei 2010

Tantangan Bank Syariah

Kolom Bisnis Indonesia, Jumat 07 Mei 2010


Apakah sistem perbankan konvensional telah mengalami ketidakrelevanan?
Ketika sebuah organisasi besar mengeluarkan sebuah fatwa bahwa bunga bank dilarang, tentu, ini akan berdampak positif bagi sistem perbankan syariah. Namun, apakah demikian?

Sebenarnya hal serupa pernah dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia. Sayangnya, ketika fatwa MUI ada, perbankan sya-riah belum seterkenal sekarang. Namun demikian, pelaku industri perbankan syariah juga harus menyadari apakah motif pelanggan dalam membuka rekening di salah satu bank sangat dipengaruhi oleh keyakinannya?

Berdasarkan riset Frontier Consulting Group, petimbangan utama pelanggan un-tuk memilih sebuah bank (produk dana) ber-turut-turut adalah reputasi, fasilitas (kemudahan dalam bertransaksi, misalnya jumlah atm), dan lokasi cabang.

Sementara itu, faktor pertimbangan karena bu-nga berkisar 2%-3%, artinya dari total jumlah pelanggan yang ingin membuka rekening, ha-nya 2%-3% mempertimbangkan faktor bunga.

Bila dibandingkan dengan program hadiah, faktor ini lebih banyak dipertimbangkan oleh pelanggan. Implikasinya bagi perkembangan perbankan syariah adalah bahwa membangun positioning yang kuat bukan berasal dari atribut yang lemah.

Bila diperhatikan grafik di bawah, pertum-buhan perbankan syariah telah melampaui pertumbuhuan sistem konvensional. Namun, secara nominal, DPK pada 2009 antara sistem konvensional dan syariah sangat berbeda jauh, sistem konvensional memiliki total DPK sekitar Rp1.950.712 miliar, sementara syariah sekitar Rp53 miliar.

Artinya dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, pangsa pasar syariah masih jauh di bawah konvensional. Ini berarti, sistem ini membutuhkan pertumbuhan berkali-kali lipat untuk mengambil pangsa pasar sistem konvensional.

Bagaimana dengan produk pinjaman? Dari hasil riset Frontier Consulting Group, produk pinjaman pada sistem syariah yang berbasis pada PLS (Profit and Loss Sharing) memiliki daya tarik tinggi dibandingkan dengan sistem konvensional.

Selama ini, pelanggan dari produk pinjaman sistem konvensional mengeluhkan fluktuasi bunga yang dibebankan kepada mereka terutama produk kredit kepemilikan rumah (KPR).

Sistem syariah yang mengedepankan transparansi memang sedikit memberikan jalan keluar bagi permasalahan sistem konvensional di mata pelanggan. Mereka menganggap sistem syariah lebih adil dan transparan.

Pada pasar produk pinjaman, sistem syariah memiliki keunggulan bersaing sehingga atribut adil dan transparansi mampu memperkuat positioning bank syariah di produk pinjaman.

Jadi, bila dilihat dari dua produk retail di atas, pilihan paling bagus bagi perbankan syariah untuk meningkatkan pangsa pasar adalah melalui produk pinjaman. Perbankan syariah adalah sebuah sistem di luar konvensional.

Jadi, baik perbankan syariah maupun konven-sional berada pada sebuah areal persaingan yang sama. Ini harus disadari oleh para pelaku perbankan syariah. Sebuah tantangan berat untuk mengambil sebagian pangsa pasar konvensional dan juga pelanggan yang potensial.

Bila dilihat dari penetrasi produk dana di Indonesia baru sekitar 40%. Jadi, dari sisi potensi masih terbuka lebar, hanya yang diperhati-kan adalah kualitas pelang-gan dalam menopang bisnis berbasis syariah.

Bila kita sudah menya-dari bahwa kedua sistem ini berada pada area persaingan yang sama, sehingga per-bankan syariah harus berada di level of competency yang sama pula. Area-area yang menjadi tantangan terberat perbankan syariah adalah:

1. Membangun awareness
Area ini memang membutuhkan investasi yang tidak murah. Bila dibandingkan dengan konvensional, dari sisi spending iklan di media koran, majalah, dan televisi, proporsi spending iklan syariah hanya 16% dari spending iklan konvensional. Bagaimana strategi media syariah di antara kerumunan pemain lainnya agar stand out.

2. Membangun persepsi
Persepsi perbankan syariah di mata masyarakat nonmuslim masih belum menguntungkan. Mengubah persepsi menjadi tantangan kedua yang juga berat.

3. Menciptakan produk yang inovatif
Bila awareness sudah digarap, faktor kedua tentu produk menjadi bagian penting. Bila kita berhasil memengaruhi pelanggan melalui media agar mencari informasi tentang produk, kita harus mampu meyakinkan bahwa produk syariah berbeda dengan produk konvensional.

4. Menciptakan layanan yang lengkap
Saat ini, konvensional telah memiliki layanan yang lengkap demikian juga syariah. Namun demikian, bagaimana mendorong pelanggan untuk mau menggunakan layanan kita?
Bagiamana kita merubah perilaku pelanggan yang tadinya membayar telepon rumah di konvensional diubah ke syariah? Bagaimana dengna anggaran yang tersedia?

5. Mengutamakan kepuasan pelanggan
Kepuasan menjadi sebuah dasar utama bagi perbankan. Mengetahui kepuasan sangatlah diperlukan karena dengan mengetahui kita telah melaksanakan pengelolaan customer experience.
Memberikan pengalaman yang baik bagi pelanggan dalam bentuk pelayanan telah menjadi bukti bagi Standard Chartered Saadiq menjadi The Best International Islamic Banking 2009 mengalahkan HSBC Amanah. Kemudian Standard Chartered meluncurkan Saadiq Berhad sebagai Islamic Banking di Malaysia dan akan menjadi penantang utama CIMB Islamic.

6. Menciptakan loyalitas
Loyalitas terjadi apabila pelanggan memiliki pengalaman baik dengan kita. Namun, loyalitas juga bisa kita rekayasa, salah satunya adalah dengan memberikan layanan khusus seperti yang dilakukan oleh BNI Syariah dan Mandiri Syariah, yaitu layanan prioritas syariah.

The Analytical Delta

Masih lanjutan dari postingan sebelumnya tentang 5 level analitikal. Berikut dijelaskan Analytical Delta yang merupakan induk dari 5 level analytical tersebut yang disebut Analytical Performance Delta.



1. The Analytical Performance Delta

Proses ini merupakan bentuk dari 5 Level Analytical dari postingan sebelumnya, ada 5 tahap dalam analytical performance, yaitu



1. Analytical Impaired
2. Localized Analytics
3. Analytical Aspirations
4. Analytical Company
5. Analytical Competitors



Data diatas menunjukkan seberapa besar tingkat analisa dari data terutama historical data dapat berbuat banyak terhadap perubahan perusahaan, dengan analisa terhadap data yang tinggi perusahaan dapat berbuat banyak terhadap substansi produk yang mereka jual, terlebih mereka pun bisa menciptakan inovasi terhadap kebutuhan akan produk itu sendiri.

berdasarkan data pun didapat bahwa sebesar 65% perusahaan melakukan boosting up performance dengan menggunakan analisa terhadap datanya tersebut (tentu saja penunjangan data untuk analisa tersebut harus didukung dengan ketersediaan teknologi yang memadai)

Dan dengan adanya peningkatan produktivitas tersebut perusahaan dapat melakukan optimasi terhadap kapabilitas dan hubungan eksternal, selalu tau mengenai kekuatan dari perusahaan dan langkah apa yang harus dilakukan, dengan mengenal kekuatan perusahaan yang disinergikan dengan pengetahuan analisa perusahaan dapat melakukan inovasi juga perubahan terhadap produk/jasa yang mereka jual.

2. The Analytical Pieces of Delta

Merupakan unsur-unsur yang terkait dalam peningkatab performansi yang dijelaskan sebelumnya. Entitas-entitas ini berperan aktif dalam mensinergikan divisi yang nantinya akan membuat suatu decision support system



Data, Enterprise, Leadership, targets, Analyst merupakan 5 komponen penting untuk menunjang dan menentukan tingkat analisa yang dihasilkan oleh perusahaan, terlebih seberapa sukses kan pencapaian perusahaan dari realisasi hasil yang didapat ditentukan oleh seluruh entitas tersebut.

3. The Analytical Progress of Delta

Berikut dijabarkan bagaimana langkah-langkah analisa itu dibuat berdasarkan entitas-entitas yang ada.



namun setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, perlu dilakukan pula langkah analisa selanjutnya. Yaitu:

a. pembaharuan data dan tipe data demi menunjang perkembangan arah perusahaan
b. aksi yang tepat waktu
c. penggalian konten dan analisa yang kasat mata
d. melakukan perbaikan secara multidimensi untuk membuat keputusan
e. management model/ knowledge management.

Kesediaannya dalam pembentukan perusahaan kini tidak hanya berpatokan kepada cara-cara umum seperti porter maupun SWOT, ada banyak cara yang dapat dilakukan dan postingan ini hanyalah salah satunya.

5 Level of Analytical by Thomas Davenport

Ini pas lagi di pesawat ada bacaan menarik, meskipun bacanya dah hampir muntah2 karena mual tetep dipaksain lah bacanya..

5 Level of Analytical By Thomas Davenport



Thomas Davenport dalam presentasinya di University of Houston menyebutkan salah satu formula berkompetisi yaitu Competing On Analysis : The New Science of Winning menyatakan bahwa perusahaan dan firma terdiri dari 5 jenis berdasarkan level analisanya terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut dan bagaimana mereka bersaing.

1. Analytical Impaired



Yaitu dimana perusahaan tidak menerapkan pengukuran pencapaian yang mendalam, perusahaan ujung-ujungnya hanya mengecek dan menanyakan pada marketing mereka "mengapa penjualan turun" atau "mengapa biaya operasional naik" tanpa adanya hubungan dengan pihak terkait dan tanpa adanya aksi lebih mendalam menyusul permasalah tersebut.

2. Localized Analytical

Yaitu dimana perusahaan telah menggunakan data dari masing-masing divisinya untuk melakukan perbaikan, namun perbaikan itu sendiri masih dalam level sub managemen dan belum menyentuh level korporasi.

3. Analytical Aspirations

Dimana perusahaan telah mulai mengitegrasikan data mereka dari berbagai divisi perusahaan dan melihat historical data, dimana Key Performance Indocator telah jelas, pencapaian pasar, branding dan loyalty sudah dikenal dan sudah mulai diterapkan dalam pen-delivery-an produk pada costumer.

4. Analytical Company

Perusahaan telah ter-establish dimana pendukungan historical data yang terintegrasi dari berbagai divisi telah lama dilaksanakan dan perusahaan pun telah menggunakan kemampuan analitical daripada data tersebut untuk melakukan inovasi dan menciptakan competitive advantages.
Perusahaan telah menggunakan analisanya di level korporasi dan menyatukannya di level divisi. Namun kunci suksesnya masih pada hal yang sama seperti kualitas produk, distribution channel, harga bahan produksi, dll.

5. Analitical Competitors

Perusahaan telah menjadikan kemampuan analitical sebagai driver utamanya, mereka jauh lebih hebat dibandingkan pesaingnya dalam hal database (karena sudah ditunjang dengan teknologi yang jauh lebih memadai atau mereka pikir begitu) dan menjadi Decision Support System yang nantinya akan digunakan untuk peningkatan penjualan, kepuasan pelanggan, branding dan menjadi pionir bagi pesaingnya.