Search In Rshad's Blog

Jumat, 05 Juni 2009

Kesalahan-Kesalahan dari Perekonomian Dunia

sebenarnya ini bukan mengedukasi teman2 semua, tapi untuk share aja..

Sekarang2 ini dengan makin banyak berita mengenai Global Crisis atao berbagai jenis konsep perekonomian yang dielu-elukan oleh para calon pemimpin bangsa Indonesia kelak. Dari mulai neo-liberalisme sampai ekonomi kerakyatan, seharusnya kita lebih menyadari bahwa perekonomian syariahlah yang terbaik.

Dalam perekonomian islam, sistem perputaran uang tidak hanya dalam sektor moneter seperti yang dilakukan oleh kaum kapitalis di Amerika dulu, dan akhirnya menjadi wabah dengan diterapkan secara global. Sistem perputaran uang dalam Islam berlandaskan pada perdagangan, sehingga pada akhirnya perputaran uang dilakukan untuk meningkatkan sektor riil, dan tidak seperti sekarang ini dimana sektor moneter (bank, dsb) lebih berkembang dibanding sektor riil yang memang jelas sektor ini (riil) menjadi tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu negara.

Kesalahan-kesalahan terbesar perekonomian dunia ini dibagi menjadi 3, yaitu sistemnya asas perekonomiannya, sistem alat tukarnya, dan sistem pengelolaan aset.

1. Kesalahan Sistem Azas Perekonomian

Sistemnya begini, dalam sistem bank (mungkin sebagian sudah banyak yang tau mengenai bunga dalam sistem islam adalah haram) dikenal dengan sistem bunga. Dan dimana letak haram-nya?

Sistem bunga menganut bahwa setiap uang yang kita setorkan ke dalam bank konvensional (berapapun uangnya) pasti akan bertambah, setiap bank menjamin itu semua karena perputaran uang dilakukan secara moneter (keuangan). Misalkan kita menabung Rp. 100.000, dan akhir taun ini bertambah menjadi Rp. 110.000. Maka ada kenaikan nilai mata uang didalamnya, dan inilah yang menyebabkan setiap taun mengalami Inflasi, dimana nilai mata uang yang asalnya 100.000 naik menjadi 110.000, padahal sebenarnya nilai jualnya sama saja. Misal taun lalu dengan uang 100.000 bisa beli cireng 100 biji, karena ada inflasi, maka taun ini dengan harga cireng 100 biji tersebut jadi 110.000.

Dalam islam (seperti yang saya jelaskan tadi) perputarannya berdasarkan sistem jual beli, sehingaa tiap uang yang masuk ke bank akan diputarkan tidak secara moneter, tapi dimasukkan ke dalam sistem jual beli dan perdagangan. Jadi nilai bagi hasil (bunga dalam perekonomian konvensional) tidak akan selalu positif (menguntungkan), karena adakalanya dalam perdagangan mengalami rugi. Juga di Islam, untuk setiap uang yang kita tabungkan berapapun uangnya harus ada nilai produksi didalamnya.

Nah, pada sistem bank konvensional diatas dengan mengedepankan bunga akan menjadi bom waktu bagi perekonomian yang menganutnya, karena sistem yang digunakan hanya diputar di sektor moneternya saja, yang mengakibatkan sektor riil dan perdagangan menjadi tidak terpegang dan lama-lama akan hancur, padahal seperti yang tadi saya bilang perekonomian negara dilihat dari sektor perdagangannya.

Sama halnya dengan Cina. Cina memang menganut sistem bank konvensional, tetapi hasil dari bunga yang diterapkan pada bank-bank di Cina digunakan untuk memajukan sektor perdagangannya. Tapi jika dilihat, kerjanya menjadi 2 kali, karena harus berkutat di moneter dan perdagangan. Dalam sistem perekonomian islam bekerja hanya satu kali, karena dengan menerapkan syariah, maka perdagangan akan maju tanpa harus takut moneter turun.

2. Kesalahan Sistem Alat Tukar


Mungkin teman2 waktu SD pernah belajar mengenai sistem alat tukar /uang, dan disebut dengan adanya uang kertas atau logam yang semenjak jaman Yulius Caesar perkenalkan menjadi trend sebagai alat tukar yang nominalnya bergantung terhadap yang tertera pada uang tersebut.

Hal ini juga menjadi kesalahan pada sistem perekonomian kita. Sistem perekonomian yang menganut uang sebagai alat tukar yang nominalnya tidak sesuai dengan bahan dasar alat tukar tersebut dan nantinya nilainya dapat secara dinamis dirubah2 akan kembali menjadi bumerang seperti pada sistem bunga tadi.

Sistem uang dalam islam hanyalah sebagai alat tukar dan tidak dapat dirubah2, misal pada zaman rasul dulu 1 dinar bisa ditukar dengan kambing (ingat, ditukar, bukan dibelikan), sekarang 1 dinar (sekitar 1,3 juta rupiah) juga sama nilainya untuk menukar 1 buah kambing yang super duper. Inilah yang dimaksud uang sebagai nilai tukar dan bukan untuk komoditas.

Kemudian dari bahan bakunya. Dinar dan Dirham terbuat dari emas dan perak, hal ini menyebabkan harga kedua bahan tersebut terus tetap dan tidak ada kenaikan (kalo yang sekarang menganggap nilai emas terus naik sebenernya itu karena nilai mata uang kita yang semakin menurun), contohnya ya seperti yang dibilang tadi. Dan dengan konsep ini suatu mata uang dihargai karena bahan dasar yang digunakannya dan sistemnya sebagai alat tukar, tidak menjadi komoditas yang dapat dirubah2 nilainya seperti mata uang yang sekarang beredar.

3. Kesalahan Sistem Pengelolaan Aset

Hal ini sebenarnya diambil juga dari hadist, bahwa segala kekayaan yang berasal dari energi dan itu digunakan untuk kelangsungan kehidupan manusia adalah haram untuk diperjual belikan.

Kata-kata seperti ini juga ada dalam undang-undang bahwa segala kekayaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimiliki oleh negara. Statement ini sebenarnya benar, asalkan oleh negara aset2nya tidak diperjual belikan.

Namun apa yang terjadi sekarang adalah kebalikannya. Kita juga sudah tahu dari dulu semenjak kita merdeka, bahwa hutang negara kita memang sudah tinggi, ditambah lagi hingga sekarang ini pemerintah kita belum tuntas melunaskan hutang2 tersebut. Dan pada akhirnya aset2 negara-lah yang jadi korbannya.

Jika dilihat sepintas berapa banyak aset negara yang dimiliki secara utuh oleh negara, dengan dimiliki oleh asing tersebut banyak kebijakan2 yang pada akhirnya hanya menguntungkan sektor asing dan tidak "memaslahatkan" umat bangsa ini.

Seharusnya sektor seperti ini dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat, dan pada akhirnya menjadi fasilitas bagi warga negara di negaranya masing2.

=======================
Pada akhirnya semua kesalahan2 itu akan mengalami siklus dan akan berulang kali terjadi, Amerika dengan sistem monetary-nya tersebut sudah mengalami krisis pada tahun 1950-an, dan sekarang terjadi lagi, dan jika Amerika resesi otomatis akan sangat berpengaruh pada perekonomian kita.

Sistem bank syariah yang sekarang sudah berjalan, mungkin bagi sebagian orang dianggap sama saja dengan bank konvensional yang mengandalkan "bunga". Tapi pikirkan sekali lagi, sistemnya syariah dan konvensional sangat berbeda, tapi mungkin pada "packagingnya" saja lah yang sama.
=======================

regards..

4 komentar:

Unknown mengatakan...

ka'ersyaadd,. blog nya kereenn,.!!!
pengen bs blajar banyak di sini

Unknown mengatakan...

boleh2 syl, kita belajar bareng2 lah..

Unknown mengatakan...

kak aq mau tanya bkaitan ma posting fb kk soal nilai uang yg tidak berubah dlm pndangan syariah.

nah, itu jk qta melihatnya dr sisi nilai uang kn ya kak??

tp, dlm ekonomi syariah, tetap diakui kn kak peningkatan nilai barang??
misalnya, ketika d tahun2 mndatang bahan2 pmbuat cireng mulai langka, sehingga harga cireng yg awalnya rp1000 naik jd rp2000.

nah brati bs dilihat disini yg trjadi adlh peningkatan nilai barang, bkn penurunan nilai uang.

bener ga kak syl memahaminya??

Unknown mengatakan...

Duh gimana ya jelasinnya..
oke gini deh, kita bagi 2 materi

1. mengenai nilai mata uang.
Dari dulu uang itu merupakan alat tukar dan bukan sebagai komoditas yang dijual belikan, artinya berapa pun nilai uang itu hanya menjadi alat tukar aja.
Tapi apa yang terjadi sekarang?
Jaman sekarang orang sangat gampang dapet uang, bisa ditabung di bank, bisa diputer di saham, dll.. akibatnya nilai uang beredar yang dikeluarin sama BI ga sama dengan uang yang dipunyai sama masyarakat.
seharusnya menurut islam perputaran uang itu pada sektor real, sehingga perputaran uang itu dapat dikalkulasikan dengan benar, juga hasilnya juga dapat real dibuktikan.

itulah yang nyebabin inflasi kan.. makannya harga barang jadi bakal lebih mahal.

2. Penilaian Barang
dalam penilaian barang, untuk barang2 pakai tentunya ada namanya depresiasi kan. Kalo di gambarin secara kata2, depresiasi itu adalah sebagai tabungan dari barang yang kita pakai untuk menggantinya jadi yang baru.
misal sisil beli mobil harganya 150 juta, tentunya bakal dipake kan, nah biaya depresiasi itu adalah tabungan sisil buat beli mobil baru saat nanti masa ekonomisnya habis.

Jadi sebenernya g ada kenaikan harga barang atau penurunan harga barang, akibat inflasi.

adanya kenaikan/penurunan harga barang itu terjadi ya karena emang barangnya lagi langka, atau banyak di pasaran.